TEGAL, suaramerdeka-pantura.com - mahasiswa semester satu Prodi Teknik Mesin, Fakultas Teknik dan Komputer (FTIK) Universitas Pancasakti (UPS) Tegal, melakukan kunjungan ke Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse and Recycle (TPS 3R) Mintaragen, di Jalan Halmahera, Selasa-Rabu (20-21/12/2022).
Terdapat tiga kelas yang dibagi menjadi dua kelompok untuk melakukan kunjungan. Mereka menindaklanjuti materi literasi sampah yang ada pada mata kuliah Pendidikan Literasi yang diampu Yustia Hapsari.
Menurut Yustia, dipilihnya TPS 3R, lantaran terdapat sebuah mesin besar bertenaga 17.000 watt yang dapat melumat campuran sampah organik (sisa makanan) dengan plastik, sehingga mampu menghasilkan briket.
Baca Juga: 717 Kasus TBC Ditemukan di Kota Pekalongan, 120 Terjadi pada Anak
Mesin yang diberi nama mesin predator sampah, mampu menghasilkan briket yang dapat digunakan sebagai pengganti batu bara untuk bahan bakar di pabrik pembuat sterofoam.
Koordinator Pengolahan Sampah, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tegal, Suparyo mengatakan, mesin predator sampah dapat beroperasi selama empat jam dan mampu menghasilkan dua ton briket sampah.
"Mesin ini merupakan hibah dari PT. Kemasan Ciptatama Sempurna, yang diberikan pada Desember 2020 lalu. Dalam pengoperasiannya, kami melibatkan setidaknya 12 orang," beber Suparyo.
Sementara, hadir dalam kunjungan tersebut, Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3, DLH Kota Tegal, Ermanto Budi Susmiarto.
Baca Juga: Sebanyak 737 Personil Amankan Natal dan Tahun Baru
Diutarakan Yustia, Literasi Sampah perlu diajarkan kepada para mahasiswa, agar mereka sadar dan memahami cara memperlakukan jenis-jenis sampah dari sisa sehari-hari, sehingga sampah tidak menggunung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Dalam kesempatan tersebut, Yustia juga mengulas adanya insiden besar akibat sampah yang menggunung di TPA Leuwigajah, Cimahi, pada 21 Februari 2005.
Saat itu, lanjut Yustia, terjadi ledakan besar saat curah hujan tinggi di tengah malam. Sebanyak 157 orang meninggal dunia dan dua kampung dinyatakan hilang tertimbun sampah.
"Dengan kejadian itu, kita bisa belajar. Minimal mencegah terjadinya bencana serupa, dengan melakukan pilah sampah. Sampah yang terpilah, nantinya mampu didaur ulang agar menjadi produk yang bisa digunakan kembali, seperti sampah organik menjadi kompos, botol plastik didaur ulang menjadi ember dan lainnya," tutupnya.