Prof Zaenal Mustakim Dilantik Jadi Rektor UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan

- Kamis, 28 Juli 2022 | 19:47 WIB
BERIKAN UCAPAN : Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, memberikan ucapana selamat kepada Rektor UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan, Prof Dr H Zaenal Mustakim MAg, usai prosesi pelantikan, Kamis 27 Juli 2022. Foto : (suaramerdeka-pantura.com/dok)
BERIKAN UCAPAN : Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, memberikan ucapana selamat kepada Rektor UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan, Prof Dr H Zaenal Mustakim MAg, usai prosesi pelantikan, Kamis 27 Juli 2022. Foto : (suaramerdeka-pantura.com/dok)

PEKALONGAN, suaramerdeka-pantura.com - Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas, melantik tujuh Rektor Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN), Kamis 27 Juli 2022. Prosesi pelantikan berlangsung di Auditorium HM Rasjidi Kantor Kementerian Agama, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat. Hadir sebagai saksi, Sekjen Kemenag Nizar Ali dan Dirjen Pendidikan Islam Kemenag Muhammad Ali Ramdhani. Satu dari tujuh Rektor yang dilantik yakni Rektor UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan, Prof Dr H Zaenal Mustakim MAg.

Menag Yaqut Cholil Qoumas berpesan agar rektor yang dilantik mampu membuktikan bahwa mereka amanah, tepat, dan layak untuk memimpin dan memajukan PTKIN di Indonesia.,“Transformasi dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) menjadi Universitas Islam Negeri (UIN), harus betul-betul dikawal transisinya, sehingga memenuhi tujuan yang diharapkan,” kata Menag Yaqut.

Baca Juga: Resmi, IAIN Pekalongan Bertransformasi Jadi UIN KH Abdurrahman Wahid

PTKIN, kata dia, diharapkan mampu melahirkan intelektual berkarakter yang menyadari tanggung jawab moral sebagai kaum intelektual dan sekaligus agamawan. “PTKIN bukan sekadar tempat mencetak sarjana, melainkan harus bisa melahirkan intelektual yang agamawan dan agamawan yang intelek," tegas Menag Yaqut.

Menag juga meminta seluruh pimpinan PTKIN memberikan perhatian terhadap akuntabilitas pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) di PTKIN serta pengelolaan proyek hingga pemeliharaan gedung sarana yang pembiayaannya berasal dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). Lebih dari itu, Menag mengamati masih ada gedung-gedung yang dibangun dengan SBSN dan bantuan luar negeri di kampus PTKIN belum optimal pemanfaatan dan pemeliharaannya.

Baca Juga: Ujian PMB Jalur Mandiri UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan Dimulai. Catat,,!! Tanggal Pengumuman Kelulusan

"Kita semua harus merapatkan barisan dan satu frekuensi dalam membangun tata kelola organisasi, sistem birokrasi dan pelayanan yang terbaik di perguruan tinggi untuk mahasiswa, dosen dan segenap warga kampus," pungkasnya.

Terpisah, Rektor UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan Prof Dr H Zaenal Mustakim MAg menjelaskan, paska bertransformasi kelembagaan IAIN menjadi UIN, harapan yang pertama sudah barang tentu harus lebih baik. Pihaknya berharap, dapat memberikan akses layanan pendidikan yang lebih kepada masyarakat, dengan membuka fakultas maupun program studi yang lebih bervariasi. Termasuk, dibukanya fakultas umum, minimal sains dan teknologi.

Baca Juga: Rektor UIN K.H.Abdurrahman Wahid, Zaenal Mustakim Raih Gelar Guru Besar, Bidang Ilmu Manajemen Pendidikan

"Tetapi semua itu butuh perjuangan, karena penentuan tambahan fakultas itu tidak semudah apa yang kita kehendaki. Setiap penambahan fakultas, harus berhubungan dengan Kemenpan RB, Kemendikbud maupun lembaga lainnya," terang Prof Zaenal Mustakim, dihubungi via telefon paska dilantik menjadi Rektor UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan di Jakarta, Kamis 27 Juli 2022.

Pihaknya berharap, terkait adanya transformasi dari IAIN menjadi UIN, civitas akademika harus memantaskan diri. Mulai dari pimpinan, dosen, pegawai harus terus belajar, bekerja lebih cerdas dan memperbaiki diri masing-masing untuk dapat memberikan layanan lebih kepada stakeholder, terutama para mahasiswa.

Baca Juga: Wisuda UIN KH. Abdurrahman Wahid, Rektor Ajak Wisudawan Teladani Sosok Gusdur Sebagai Cendekiawan Muslim

"Secara internal, sudah barang tentu, harus merubah minsed maupun kultur kita yang selama ini mungkin belum maksimal dalam memberikan pelayanan," imbuhnya. Disinggung terkait tantangan ke depan, Prof Zaenal menegaskan kesiapan sumber daya manusia (SDM). Itu karena merubah minsed maupun kultur sangat berat, pola-pola yang lama, kata dia, menjadi tantangan terbesar. Jika, semuanya dapat bergerak dan memperbaiki bersama-sama, bisa lebih mudah merubah dan mampu meraih cita-cita besar dimaksud.

"Jangka pendek kita akan mengusulkan organisasi tata kerja (orataker) yang baru, karena sekarang ada mandat yang lebih luas. Struktur orataker-nya bisa ditambah, seperti penambahan fakultas, lembaga-lembaga yang selama ini tidak ada, tetapi sangat dibutuhkan, sehingga dapat memperluas jangkauan layanan,"tuturnya.

Pihaknya berkomitmen, keberadaan UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan, akan selalu dinamis dan menyesuaikan perkembangan zaman. Dengan begitu, harapan besar mampu menjawab tantangan maupun kebutuhan masyarakat ditengah perubahan situasi dan kondisi yang terus bergerak begitu cepat.

Halaman:

Editor: Yanuar Oky Budi Saputra

Tags

Terkini

Alumni SMA 1 Gelar Kelas Inspirasi

Minggu, 7 Mei 2023 | 14:44 WIB

Jetorbit Luncurkan Aplikasi Ujione

Senin, 1 Mei 2023 | 17:02 WIB

Besok, Unikal Gelar Wisuda bagi 466 Mahasiswa

Jumat, 17 Maret 2023 | 18:14 WIB

Unikal-Muamalat Institute Jalin Kerja Sama

Rabu, 8 Maret 2023 | 16:10 WIB
X