Perajin Batik di Kampung Batik Kauman Dilatih Manajemen Seni

- Selasa, 21 Maret 2023 | 16:56 WIB
Tim Dosen Teknologi Batik Unikal menyampaikan materi pada pelatihan “Manajemen Seni Sebagai Upaya Mengembangkan Estetika Batik” di Kampung Batik Kauman. (dok)
Tim Dosen Teknologi Batik Unikal menyampaikan materi pada pelatihan “Manajemen Seni Sebagai Upaya Mengembangkan Estetika Batik” di Kampung Batik Kauman. (dok)

PEKALONGAN, suaramerdeka-pantura.com - Program Studi (Prodi) D3 Teknologi Batik Fakultas Teknik Universitas Pekalongan (Unikal) kembali melaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) di Kampung Batik Kauman, Kota Pekalongan.

Kali ini, Tim Dosen  Teknologi Batik Fakultas Teknik Unikal memberikan pelatihan “Manajemen Seni Sebagai Upaya Mengembangkan Estetika Batik”.

Ketua Tim Dosen  Teknologi Batik pada kegiatan PkM tersebut, Aditya Dimas Wahyu Sasongko menjelaskan, pelatihan tersebut bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada perajin batik mengenai estetika, budaya, ragam hias dan nirmana batik. Selain itu, proporsi dan komunikasi visual dalam batik.

Ada tiga materi yang disampaikan kepada peserta pada pelatihan tersebut. Materi pertama tentang pengenalan proporsi, anatomi motif, ragam hias dan nirmana batik yang disampaikan Aditya Dimas Wahyu Sasongko. Materi kedua tentang pelatihan pengorganisasian unsur seni dengan pendekatan estetika budaya yang disampaikan Zahir Widadi. Materi terakhir, komunikasi visual untuk menajemen seni yang disampaikan Daru Anggara Murty.

“Hasil akhir yang diharapkan dari pelatihan ini, perajin batik di Kampung Batik Kauman mampu menerapkan strategi pembelajaran membatik untuk kegiatan workshop, pelestarian dan pengenalan batik pada generasi milenial serta meningkatkan estetika pada batik yang dihasilkan,” papar Aditya.  

Lebih lanjut Aditya mengatakan, proses penciptaan karya batik tidak lepas dari keilmuan dan keterampilan. Namun selama ini, para perajin batik hanya berfokus pada keterampilan yang didapatkan secara otodidak dan tidak menggabungkannya dengan keilmuan yang terus berkembang. Hal ini karena sebagian perajin batik bukan berasal dari akademisi.

“Perajin batik juga kurang menyadari bahwa setiap membuat batik perlu memiliki keterampilan menciptakan motif berupa ragam hias, mengolah warna, hingga pada proses pemaknaan yang diciptakan. Proses pemaknaan dapat dilakukan dengan memahami konsep komunikasi visual,” sambungnya.

Selain itu, pemahaman manajemen dalam hal nirmana batik untuk pengorganisasian atau penyusunan elemen-elemen visual seperti titik, garis, warna, ruang dan tekstur menjadi satu kesatuan yang harmonis, juga masih sangat kurang.

Aditya menjelaskan, nirmana batik dapat diartikan sebagai hasil angan-angan dalam bentuk dwimatra, trimatra yang harus mempunyai nilai keindahan. Nirmana disebut juga ilmu tata rupa. Nirmana dapat digunakan dalam batik khususnya dalam pemilihan warna.

Menurutnya, terdapat banyak sekali kategori warna yang dapat diterapkan dalam proses penciptaan batik. Pengorganisasian warna tersebut di antaranya terdapat warna panas, warna dingin, analogus, monokromatik, primer dan sekunder.

Pengorganisasian tersebut, lanjut dia, dapat digunakan untuk mengatasi kejenuhan masyarakat mengenai batik yang cenderung stagnan dan kurang cocok untuk digunakan oleh generasi muda.

Dengan demikian, perlu adanya perhatian dan pelatihan kepada para perajin batik secara berkala untuk memberikan keilmuan yang dapat dipadukan dengan keterampilan. “Pemahaman akan budaya dan sejarah akan membantu dalam proses pemaknaan dan pembuatan motif sebagai ragam hias,” tambahnya.

Editor: Nur Khoerudin

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Alumni SMA 1 Gelar Kelas Inspirasi

Minggu, 7 Mei 2023 | 14:44 WIB

Jetorbit Luncurkan Aplikasi Ujione

Senin, 1 Mei 2023 | 17:02 WIB

Besok, Unikal Gelar Wisuda bagi 466 Mahasiswa

Jumat, 17 Maret 2023 | 18:14 WIB

Unikal-Muamalat Institute Jalin Kerja Sama

Rabu, 8 Maret 2023 | 16:10 WIB
X