PEKALONGAN, suaramerdeka-pantura.com - Setelah dua tahun ditiadakan karena pandemi Covid-19, kirab Suci Imlek dalam rangkaian perayaan tahun baru Imlek kembali digelar, Sabtu (4/2). kirab Suci Imlek itu pun disambut antusias warga Kota Pekalongan.
kirab Suci Imlek dimulai dari Klenteng Po An Thian. kirab dibuka oleh pasukan pembawa bendera merah putih dari Kodim 0710/ Pekalongan. Kemudian atraksi barongsai serta naga dari Sasana Naga Mas Pekalongan dan Sasana Teratai Emas Semarang, diikuti Marching Band SMK SUPM Nusantara Batang.
Setelah itu, sebelas tandu yang membawa patung dewa dan dewi serta satu tandu pendupaan diarak mengelilingi Kota Pekalongan. Dari Jalan Belimbing, peserta kirab bergerak menyusuri Jalan Rambutan – Jalan Nanas – Jalan Jeruk- Jalan Salak –Jalan Manggis – Jalan Imam Bonjol – Jalan Pemuda – Jalan Hayam Wuruk – Jalan Hasanuddin – Jalan Salak dan kembali ke Jalan Belimbing.
kirab disaksikan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Habib Luthfi bin Yahya, Wali Kota Pekalongan Achmad Afzan Arslan Djunaid dan jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Pekalongan dan Ketua FKUB, KH Ahmad Marzuki.
Dalam sambutannya Habib Luthfi mengajak masyarakat Kota Pekalongan untuk menjaga persatuan dan kesatuan negara Indonesia. Salah satunya melalui nguri-uri budaya khususnya di Kota Pekalongan.
Sementara itu, Ketua Yayasan Tridharma Klenteng Po An Thian Pekalongan, Heru Wibawanto Nugroho mengatakan, kirab ini menjadi simbol kebangkitan masyarakat Kota Pekalongan pascapandemi Covid-19.
"Kami berharap nantinya acara ini akan memberikan berkah untuk Kota Pekalongan agar terhindar dari segala macam bencana, menambah kemajuan pembangunan dan Indonesia yang akan memasuki tahun politik dapat menjadi tahun politik yang berbahagia, damai, dan tenteram," paparnya.
Menurut Wali Kota Pekalongan, kirab hari itu menjadi pawai kebangsaan dan merupakan potret asli Kota Pekalongan. “Toleransi dalam beragama sangat terlihat jelas. Hal inilah yang perlu dipertahankan dan terus ditingkatkan,” pesannya.
Lebih lanjut Wali Kota mengatakan, kekompakan ini tidak terlepas dari peran penting Kementerian Agama, FKUB Kota Pekalongan dan semua tokoh masyarakat yang selalu mendukung dalam mewujudkan kerukunan umat beragama.
"Alhamdulillah semua berbaur. Animo masyarakat luar biasa. Cuaca juga sangat mendukung. Ini yang dinamakan masyarakat Kota Pekalongan mandiri, sejahtera, berbudaya dengan nilai religius, yang lebih penting adalah kesatuan dan persatuan dan benar-benar harus kita jaga dan pelihara untuk Kota Pekalongan yang lebih baik," paparnya.