TEGAL, suaramerdeka-pantura.com - Yayasan Tri Dharma Tegal, kembali menyelenggarakan festival kuliner dan kirab gotong Toa Pe Kong, untuk menyambut Perayaan Cap Go Meh, setelah vakum selama dua tahun akibat pandemi Covid-19.
Puluhan stan Usaha Mikro dan Kecil Menengah (UMKM) mulai ditata vendor di sepanjang Kawasan Pecinan Tegal, tepatnya di Jalan Veteran, Kota Tegal.
Ketua Yayasan Tri Dharma Tegal, Gunawan Lo Han Kwee mengatakan, pada Imlek 2574/ 2023 pihaknya menyelenggarakan festival kuliner dan kirab gotong Toa Pe Kong. Hal itu seiring sudah adanya pencabutan PPKM dan peralihan pandemi menjadi endemi.
Baca Juga: Festival Imlek Pintu Dalem Bentuk Kerukunan Antarumat Beragama di Kota Pekalongan
"Sesuai jadwal, festival kuliner akan berlangsung tiga hari berturut-turut, mulai Jumat-Minggu (3-5/2/2023). Sedangkan kirab Toa Pe Kong, diadakan pada Sabtu dan Minggu (4-5/2/2023)," jelas Gunawan.
Ditambahkan, nantinya ada sekitar 85 stan UMKM yang menjajakan berbagai kuliner, mulai chinese food, tradisional, hingga yang menu kekinian.
"Semoga festival kuliner ini dapat membantu meningkat daya beli dan perekonomian setelah pandemi. Untuk kirab semoga bisa menarik wisatawan dari luar kota," ungkapnya.
Rohaniawan Kelenteng Tek Hay Kiong Tegal, Chen Li Wei Dao Chang mengatakan, kirab Toa Pe Kong atau kimsin (dewa) dimulai pada Sabtu (4/2/2023) siang, menuju Pelabuhan Pelindo Tegal.
Baca Juga: Pererat Tali Silaturahmi Bersama Wajib Pajak Melalui Tax Gathering
Adapun rute yang dilalui yakni, dimulai dari Kelenteng Tek Hay Kiong, Jalan Gurame, menuju Jalan Udang, Jalan Proklamasi, Jalan Sembilang, Jalan Yos Sudarso dan Jalan Kesatrian.
"Saat di Pelabuhan, kita akan adakan sembahyang kurang lebih 60 menit. Setelah itu, diarak menuju Jalan Pemuda, Jalan Slamet Riyadi, Jalan Veteran, Jalan Ahmad Yani, Jalan DI Panjaitan dan kembali lagi ke Kelenteng," tukasnya.
Sementara, pada Minggu (5/2/2023) siang, kirab juga kembali dilakukan dengan rute yang sama. Hanya saja para dewa yang ditandu tidak dibawa ke Pelabuhan.
Chen Li Wei menambahkan, melalui kegiatan tersebut, diharapkan masyarakat dapat lebih mengenal budaya warga keturunan Tionghoa dan bisa saling bertoleransi antar umat beragama.