BREBES, suaramerdeka-pantura.com - Hasil pemetaan kasus TBC kolaborasi Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes tahun 2022, diketahui ada sebanyak 4.064 warga Brebes yang positif menderita penyakit TBC.
Dari jumlah itu, sebanyak 460 di antaranya berasal dari pasien anak-anak. Hasil pemetaan tersebut nantinya menjadi program terintegrasi Brebes bebas TBC pada 2030 mendatang.
Kepala Dinkes Brebes melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Imam Budi Santoso mengatakan, bertambahnya temuan kasus TBC merupakan hasil pengambilan sampling dahak dua tahun terakhir.
Baca Juga: Tangani Limbah Batik dan Tekstil, Pemkot Pekalongan Uji Coba Teknologi Nuklir
Yakni, dari target suspect yang diambil sampel 7.696 orang pada 2021. Hasilnya, target ternotifikasi tertular TBC sebanyak 2.402 orang.
"Sampling dahak yang kita ambil mencapai 13.836. Hasilnya, 4.064 terkonfirmasi tertular TBC dan 49 diantaranya meninggal dunia," jelasnya.
Sedangkan khusus TBC di anak, lanjut dia, jumlahnya 460 pasien. Rinciannya , sebanyak 238 anak laki-laki dan 222 perempuan. Klasifiknya, 35 anak usia kurang dari satu tahun, 225 anak usia 1-4 tahun dan 200 anak usia 5-14 tahun.
Sedangkan, 49 pasien yang dinyatakan meninggal dunia akibat infeksi serius. Rinciannya, pasien baru 37 orang, pasien kambuh 1 orang, pasien dengan riwayat pengobatan TBC selain kambuh (diobati setelah loss to follow up, diobati setelah gagal, lain-lain) 1 orang.
"Selanjutnya, pasien tidak diketahui riwayat pengobatan TBC sebelumnya 5 orang dan pasien TBC dengan HIV positif 5 orang," terangnya.
Pengelola Program TBC Iklia Marita menyampaikan, banyaknya pasien TBC anak dan angka kematian tembus 49 kasus. Pihaknya berharap, program Stop TBC akan terus menyisir semua elemen masyarakat. Fokusnya, mengeliminasi suspect target capaian kasus TBC melalui pengambilan sampling.
"Pemetaan TBC dilakukan dengan Tes Cepat Molekuler di lima fasyankes. Yakni, Puskesmas Banjarharjo, Jatibarang, Tanjung Bumiayu dan RSUD Brebes. Itu lebih memudahkan investigasi TBC," pungkasnya.