BATANG - Sanggar Merti Desa Kabupaten Batang, terus berupaya merawat dan menumbuhkan kreativitas masyarakat. Salah satunya dengan mengadakan pagelaran seni dan bazar produk lokal yang menampilkan produk-produk makanan, kerajinan, kesenian, ekonomi kreatif dan seni budaya.
'' Pagelaran seni dan bazar produk lokal ini digelar selama tiga hari di Desa Siwatu, Kecamatan Wonotunggal, Kabupaten Batang. Kegiatan tersebut semangatnya masih sama seperti di tahun tahun sebelumnya yaitu untuk menggali potensi lokal,'' ujar Ketua Panitia Acara, Zumrotus Sa'diyyah, Selasa (29/11).
Dirinya menjelaskan, acara tersebut telah memasuki tahun kelima. Pandemi dua tahun kemarin tidak menyurutkan acara tersebut yang tetap digelar meskipun dalam pembatasan peserta dan protokol kesehatan yang cukup ketat. Pembeda bazar tahun ini lebih kepada jangkauan peserta yang lebih luas. Empat tahun sebelumnya peserta acara hanya berada di lingkup wilayah Kecamatan Wonotunggal, tempat Merti Desa bertumbuh.
'' Pada tahun ini melibatkan pula komunitas dan sanggar dari Kecamatan lain seperti Omah Sinau Bandar, Gram Gringgingsari, Antariksa Grup, Kaloka, SMP N 1 Pecalungan, dan lainnya. Begitupun untuk kerjasama dilakukan dengan lebih luas. Kali ini dengan menggandeng Dewan Harian Cabang (DHC) Badan Pembudayaan Kejuangan Angkatan 45,'' katanya.
Zumrotus menambahkan, tidak hanya itu, tahun ini terasa lebih meriah lantaran melibatkan anggota PKK dan Kelompok Wanita Tani (KWT). Awalnya hanya lingkup Wonotunggal tapi karena pemberdayaan Sanggar sudah meluas wilayah lain seperti Bandar, Balado, Warungasem dan sekitarnya ikut digandeng dengan memeriahkan acara melalui beragam pertunjukan kesenian lokal
Ia mengatakan, acara tersebut sebagai puncak atau tolok ukur dari hasil pemberdayaan atau pembelajaran Sanggar Merti Desa.
'' Kami ingin melihat sejauh mana Merti Desa sebagai media untuk mengekspresikan bakat dan kreativitas sarana silaturahmi serta komunikasi antara masyarakat dengan pemerintah,'' katanya.
Hasilnya, lanjut dia, para peserta maupun pengunjung ternyata cukup antusias. Rencana awal acara hanya dilakukan selama satu hari seperti pada tahun sebelumnya. Namun karena kondisi peserta membludak akhirnya acara dilakukan selama tiga hari di Desa Siwatu, Wonotunggal.
'' Pengunjung maupun peserta dari tahun ke tahun meningkat. Awalnya ratusan, terakhir mencapai lebih dari 1.500 pengunjung,'' tuturnya.