BATANG, suaramerdeka-pantura.com - Sebanyak 15 orang gelandangan atau orang yang tidak punya tempat tinggal berhasil masuk pendataan awal Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek) Badan Pusat Statistik (BPS) Batang. Kepala BPS Kabupaten Batang, Eddy Prawoto mengatakan, malam Regsosek dilaksanakan pada 29 Oktober pukul 21.00 WIB hingga 30 Oktober pukul 06.00 WIB.
Sasarannya adalah warga tunawisma yang tinggal di kolong jembatan, pasar, terminal, stasiun, emperan toko, taman umum, atau berbagai fasilitas umum lainnya. Hal itu dilakukan agar penduduk yang berada di Kabupaten Batang terdata. Ini karena orang yang tidak bertempat tinggal juga mempunyai hak untuk didata.
'' Kami memilih pendataan di malam hari karena biasanya tunawisma beristirahat di suatu lokasi yang mereka nyaman pada waktu malam. Di malam hari, dengan kondisi yang penuh tantangan ini, kami berhasil mendata 15 orang tidak bertempat tinggal,'' ujar Kepala BPS Kabupaten Batang, Eddy Prawoto usai pendataan malam hari Regsosek di Kantor BPS Kabupaten Batang, Sabtu malam (29/10).
Dia menjelaskan, pendataan yang dilakukan seputar nama, asal, serta aktivitas apa saja. Jadi pertanyaan termasuk sederhana, tidak seperti pertanyaan pada penduduk. Dirinya melanjutkan, ada kendala dalam pendataan yang ada di lapangan dimana petugas harus melakukan pendekatan kepada mereka.
'' Kami menggunakan cara santai mengobrol dan tidak menakut-nakuti. Kami menyisir dari Alun-Alun Batang ke arah perbatasan Kota Pekalongan. Di sana melihat Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ),'' katanya.
Eddy menjelaskan, ada ratusan ribu petugas pendataan Rogsosek se-Indonesia yang sudah melaksanakan pendataan sejak 15 Oktober dan akan berakhir pada 14 November 2022. Khusus untuk pendataan malam, dirinya juga menceritakan kejadian yang dalami petugas Regsosek yang mendekati sasaran pendataan. Seperti setelah ditemui dengan santai, orang itu malahan kaget dan lari.
'' Inilah menjadi tantangan yang tidak didapat jika mendata penduduk seperti biasanya,'' katanya. (H56)