PEMALANG, suaramereka-pantura.com - Masjid Fatimah Rodhiyallahu'anha di Desa Panjunan, Kecamatan Petarukan diresmikan oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah Prof Dr Masrukhi MPd, Ahad (30/10). Peresmian dilakukan bersamaan dengan acara pengajian Ahad Pagi di desa tersebut.
Panitia pembangunan masjid Fatimah Rodhiyallahu'anha, Kusnin mengatakan pada tanggal 4 Januari 2019 dirinya mendapatkan mandat dari Pengurus Ranting Muhammadiyah Desa Panjunan untuk melaksanakan pembangunan masjid.
"Dengan modal Rp 10 juta diberi kepercayaan untuk membangun masjid yang RAB-nya Rp 2,5 miliar,"kata Kusnin. Namun demikian dengan semangat, keyakinan dan dukungan dari warga Muhammadiyah akhirnya masjid bisa terbangun. Dana terkumpul dari warga Muhammadiyah dan Yayasan yang berkantor di Yogyakarta.
Sementara itu Muhammadiyah di Panjunan menurut Ketua Rantingnya, Qosam menunjukkan perkembangan yang baik. Menurut dia ada bimbingan dari pemerintah daerah sehingga UMKM Nasyiatul Aisyiyah dapat berkembang."Kami juga mengamankan aset Muhammadiyah antara lain tanah wakaf atas nama Mutmaimah, Sofiah, 15 tanah wakaf lainnya di panjunan juga sudah bersertifikat antara lain TK ABA, SD Muhammadiyah dan lima mushala,"kata Qosam didampingi Ketua PCM Petarukan Sri Harjanto.
Pengurus Daerah Muhammadiyah Pemalang, Abdul Muin Malilang mengatakan Muhammadiyah tidak boleh seperti sungai tanpa buaya, hutan tanpa harimau."Sungai tanpa buaya dan hutan tanpa harimau maka akan mudah dimasuki sembarang orang karena itu masjid yang dibangun harus disiapkan imam dan mubalig yang baik dan kegiatan kajian yang rutin,"ujarnya.
Sementara itu pembicara dalam pengajian ini Masrukhi yang tak lain adalah Rektor Universitas Muhammadiyah Semarang mengatakan Pimpinan wilayah Muhammadiyah mengucapkan terima kasih kepada para donatur pembangunan masjid.
Dalam dakwahnya, mubalig ini menyampaikan materi tentang takwa yaitu takut kepada Allah. Dia juga mengajarkan tentang senyum kepada saudaranya sebagai bagian dari ibadah."Siti Aisyah kalau tersenyum wajahnya sampai merona merah karena itu suaminya memanggil Aisyah dengan sebutan yang kemerah-merahan atau humaira',"kata Masrukhi.