Bersihkan Kelenteng Hok Ie Kiong, Pusaka Dewa Berusia Ratusan Tahun Turut Dijamas

- Minggu, 30 Januari 2022 | 15:33 WIB
Warga Tionghoa Kota Slawi Kabupaten Tegal melaksanakan ritual bersih Kelenteng Hok Ie Kiong, kimsin (patung dewa) dan  hiolo, Minggu (30/1) pagi. Dalam kegiatan itu, sejumlah piranti ibadah juga dicuci dengan menggunakan air dan sabun./foto/Cessnasari
Warga Tionghoa Kota Slawi Kabupaten Tegal melaksanakan ritual bersih Kelenteng Hok Ie Kiong, kimsin (patung dewa) dan hiolo, Minggu (30/1) pagi. Dalam kegiatan itu, sejumlah piranti ibadah juga dicuci dengan menggunakan air dan sabun./foto/Cessnasari

Slawi,suaramerdeka-pantura.com- Dua hari menjelang Tahun Baru Imlek 2022 atau 2573 warga Tionghoa di Kota Slawi, Kabupaten Tegal melaksanakan ritual bersih-bersih kelenteng, kimsin (patung dewa) dan hiolo di Kelenteng Hok Ie Kiong, Slawi, Minggu (30/1/2022).

Ritual itu diikuti pengurus Yayasan Adhi Dharma Slawi, Locu (pelayan dewa) , muda-mudi aktivis kelenteng Hok Ie Kiong dan sejumlah pekerja.

Sejak pagi mereka bahu membahu membersihkan altar dewa, hiolo (tempat menancapkan dupa saat sembahyang) dan perabotan yang ada di tempat ibadah itu.

Belasan muda-mudi dengan telaten mengelap kimsin dan mangkuk-mangkuk yang terbuat dari kuningan.

Baca Juga: Diduga Selewengkan DD Rp 200 Juta, Kades Kreman Dilaporkan ke Bupati

Ada juga yang sibuk mengayak abu hio dengan saringan dan menjemurnya di bawah terik matahari.

Warga Tionghoa Kota Slawi Kabupaten Tegal melaksanakan ritual bersih Kelenteng Hok Ie Kiong, kimsin (patung dewa) dan  hiolo, Minggu (30/1) pagi. Dalam kegiatan itu, sejumlah piranti ibadah juga dicuci dengan menggunakan air dan sabun. /foto/Cessnasari
Warga Tionghoa Kota Slawi Kabupaten Tegal melaksanakan ritual bersih Kelenteng Hok Ie Kiong, kimsin (patung dewa) dan hiolo, Minggu (30/1) pagi. Dalam kegiatan itu, sejumlah piranti ibadah juga dicuci dengan menggunakan air dan sabun. /foto/Cessnasari

Sementara itu di halaman kelenteng, sejumlah pekerja tampak mencuci meja, tempat menancapkan bendera dan lilin yang terbuat dari kayu dengan cat berwarna merah menyala.

Mereka mencuci dengan menggunakan air mengalir dan sabun. Setelah itu dibilas dengan air kembang setaman (kembang telon) yang terdiri atas bunga mawar,melati dan kenanga.

Tak hanya patung dewa yang berjumlah puluhan yang dibersihkan, pada ritual itu juga dilakukan jamasan pusaka milik dewa.

Di antaranya pusaka Dewa Hian Tian Siang Tee yang terbuat dari kayu dan pusaka Dewa Liem Thay Soe Kong dan Hok Tek Tjeng Sin yang terbuat dari besi.

Baca Juga: Diduga Lupa Cabut Charger HP Terjadi Korsleting Listrik Yang Jadi Penyebab Kebakaran Rumah di Pemalang

Jamasan dilakukan oleh Mas Ngabehi Waluyo Samekto Budoyo. Dalam ritual tersebut telah disiapkan air kelapa hijau, bunga/kembang telon dan jeruk nipis.

Pusaka-pusaka yang konon berusia ratusan tahun itu atau seusia Kelenteng Hok Ie Kiong ini dibersihkan dari kotoran dan karat dengan cara diusap kuas yang telah dicelupkan ke dalam wadah berisi air kelapa dan bunga, selanjutnya didiamkan beberapa saat. Kegiatan ini dilakukan berulang kali.

Setelah itu, pusaka-pusaka tersebut dilumuri minyak melati untuk selanjutnya dilakukan ritual penyerahan.

“Jamasan ini untuk membasuh atau menghilangkan kotoran atau karat pada bilah pusaka. Filosofinya membersihkan kita dari perbuatan kotor,”terang Waluyo, yang merupakan salah satu abdi dalem Keraton Surakarta.

Penanggungjawab ritual Kelenteng Hok Ie Kiong Slawi, Alex Fernando mengatakan, kimsin-kimsin yang dimiliki Kelenteng di Jalan Akhmad Yani ini, beberapa dalam kondisi lapuk, sehingga saat membersihkan harus dilakukan dengan hati-hati.

Halaman:

Editor: Agus Setiawan

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Tawur Berujung Maut, 20 Anak Diproses Hukum

Selasa, 14 Maret 2023 | 22:56 WIB

Berkabung, Agenda DPRD Kabupaten Tegal Ditunda

Senin, 13 Maret 2023 | 22:28 WIB

Kecelakaan Beruntun Terjadi di Jalur Wisata Guci

Minggu, 5 Maret 2023 | 18:09 WIB

Layanan Pembuatan Kartu AK 1 Semakin Mudah dan Cepat

Sabtu, 28 Januari 2023 | 19:58 WIB
X