PEKALONGAN, suaramerdeka-pantura.com - Musyawarah Daerah (Musyda) Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah Kota Pekalongan sudah selesai digelar di Muhammadiyah Boarding School (MBS) Putri Taruna Krapyak, Sabtu (20/5). Untuk pertama kalinya, Musyda Muhammadiyah Kota Pekalongan menggunakan sistem pemilihan secara elektronik atau e-voting.
Dari hasil pemilihan oleh anggota Musyda Muhammadiyah Kota Pekalongan secara e-voting, Mohammad Hasan Bisysri berhasil mendapatkan suara terbanyak dari sebelas calon terpilih. Sehingga ditetapkan untuk memimpin Muhammadiyah Kota Pekalongan Periode Muktamar 48. Kemudian Aslam Fatkhudin terpilih sebagai sekretaris dan Mohammad Ainur Rofiq sebagai bendahara.
Ini merupakan kedua kalinya Mohammad Hasan Bisysri memimpin Muhammadiyah Kota Pekalongan. Sebelumnya, dosen UIN KH. Abdurrahman Wahid ini pernah menjadi Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Pekalongan pada periode Muktamar 46 (2010-2015).
Dalam sambutannya, Mohammad Hasan Bisysri mengajak anggota PDM Kota Pekalongan untuk bersama-sama melaksanakan amanah dan menjawab semua tantangan yang ada untuk menghadirkan Muhammadiyah semakin berkemajuan di Kota Pekalongan.
“Dengan segala tantangan yang ada, saya jelas tidak mampu menghadapinya sendiri. Tetapi untungnya kepemimpinan di Muhammadiyah menggunakan sistem kolektif kolegial. Jadi, kita bersama-sama akan menanggung amanah ini dan menjawab semua tantangan yang ada, berikhtiar menghadirkan Muhammadiyah semakin berkemajuan di Kota Pekalongan,” paparnya.
Pada waktu yang sama digelar Musyda ‘Aisyiyah Kota Pekalongan. Hasilnya, Rita Rahmawati terpilih sebagai ketua ‘Aisyiyah Kota Pekalongan periode Muktamar 48. Sementara itu, Eka Wahyuningsih sebagai sekretaris dan Siti Masithoh sebagai bendahara.
Musyda Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah Kota Pekalongan berlangsung mulai pukul 08.00 hingga pukul 16.30. Pembukaan Musyda dihadiri Wakil Wali Kota Pekalongan Salahudin, Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah Dodok Sartono dan pimpinan sejumlah organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam seperti PCNU, Al-Irsyad, Rifa’iyah dan LDII.
Musyda juga dihadiri jajaran Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Pekalongan periode Muktamar 47. “Ini untuk pertama kalinya Musyda Muhammadiyah menggunakan e-voting. Pemilihan secara e-voting ini relevan dengan semangat Muhammadiyah yang berkemajuan,” kata Ketua PDM Kota Pekalongan periode Muktamar 47, Pasrum Affandi.
Penggunaan sistem e-voting tersebut mengadopsi sistem pemilihan dalam Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) serta Musywil Jateng di Tegal.
Sementara itu, dalam sambutannya, Dodok Kartono memaparkan strategi organisasi untuk bertahan dan berkembang. Yakni dengan 3S. “Strategi 3S ini tidak hanya untuk Muhammadiyah dan Aisyiyah, tetapi untuk semua organisasi, terutama ormas Islam butuh ini untuk bisa maju,” terangnya.
Pertama, Muhammadiyah dan Aisyiyah harus solutif atas masalah yang dihadapi masyarakat. Kalau permasalahan warga Kota Pekalongan adalah rob, maka Muhammadiyah dan Aisyiyah harus bisa memberikan solusi.
Kedua sinergi. Dodok meminta Muhammadiyah tidak bekerja sendiri, tetapi harus bersinergi dalam rangka dakwah amar ma’ruf nahi munkar. Dan ketiga, spiritual.
“Muhammadiyah adalah organisasi dakwah yang ingin mengantarkan umatnya hingga ke surga. Karena itu, jangan sampai Muhammadiyah terlalu sibuk mengurusi organisasi sampai lupa aspek spiritualnya,” pesannya.