PEKALONGAN, suaramerdeka-pantura.com – Generasi muda Kota Pekalongan diajak lebih peduli terhadap lingkungan. Mereka diharapkan dapat berkontribusi dalam mengatasi masalah sampah di antaranya dengan mengelola dan mengolah sampah.
“Generasi muda dapat menjadi agen perubahan dalam mendorong perubahan perilaku positif pada masyarakat sekitar dalam mengelola dan mengolah sampah,” kata Wakil Wali Kota Pekalongan Salahudin pada pembukaan Youth Camp bertema “Trust in Trash” di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Kospin Jasa, Jumat (10/3).
Wakil Wali Kota berharap, dengan mengikuti Youth Camp dan bergabung dengan Komunitas KOBAR (Kolaborasi Aksi Muda) Pekalongan, mereka bisa memulai menyuarakan aksi bersama tentang lingkungan.
Selain itu, mereka diharapkan bisa berkolaborasi dengan masyarakat dan Pemkot Pekalongan untuk mendorong kebijakan pemerintah guna meningkatkan program pengelolaan sampah yang lebih baik.
Youth Camp diselenggarakan Kemitaraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan (Partnership for Governance Reform) berkolaborasi dengan KOBAR Pekalongan dan Pemkot Pekalongan. Kegiatan yang didukung oleh Adaptation Fund (AF) ini digeselenggarakan sejak 10 hingga 12 Maret dan diikuti 50 anak muda Pekalongan.
Team Leader Program AF Pekalongan Andi Kiki mengatakan, Youth Camp ini merupakan kegiatan kedua yang digelar Kemitraan dalam meningkatkan kapasitas generasi muda di Kota Pekalongan.
Tujuannya, untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran generasi muda dalam menyikapi permasalahan sampah yang berpengaruh terhadap perubahan iklim di Kota Pekalongan.
“Tema ‘Trust in Trash’ ini bertujuan untuk memberi keyakinan kepada generasi muda bahwa sampah adalah masalah bersama dan dapat diubah menjadi peluang untuk dimanfaatkan, baik manfaat secara langsung maupun tidak langsung,” kata dia.
Selama tiga hari, peserta diajak berdiskusi tentang perubahan iklim dan melihat langsung tumpukan sampah yang mengancam kesehatan. Peserta juga diajarkan mendaur ulang sampah dan mengubahnya menjadi produk bernilai jual, seperti bantal, taplak meja, tote bag, dan produk lainnya.
Selain itu, peserta juga diajak merancang aksi untuk mengatasi masalah sampah di Kota Pekalongan. Untuk mewujudkan aksinya, peserta mendapatkan kesempatan berdialog dengan perwakilan pemerintah dan beberapa narasumber dari pelaku bisnis pengolahan sampah yang kreatif dan inovatif.
Mereka juga belajar membuat kampanye sosial lewat foto dan video. Melalui kegiatan tersebut, diharapkan akan meningkatkan kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan anak muda Kota Pekalongan dalam mengatasi permasalahan sampah secara terpadu dan berkelanjutan.