Masyarakat Didorong Lakukan Diversifikasi Pangan Lokal

- Senin, 6 Maret 2023 | 16:04 WIB
Ketua Tim Penggerak PKK Kota Pekalongan Inggit Soraya mendampingi anggota PKK dan kelompok masyarakat pegiat P2L (Pekarangan Pangan Lestari) mengolah pangan berbahan singkong dan jagung di Kantor Dinas Pertanian dan Pangan Kota Pekalongan, Senin (6/3).
Ketua Tim Penggerak PKK Kota Pekalongan Inggit Soraya mendampingi anggota PKK dan kelompok masyarakat pegiat P2L (Pekarangan Pangan Lestari) mengolah pangan berbahan singkong dan jagung di Kantor Dinas Pertanian dan Pangan Kota Pekalongan, Senin (6/3).

PEKALONGAN, suaramerdeka-pantura.com – Masyarakat Kota Pekalongan didorong melakukan diversifikasi pangan lokal untuk menurunkan tingkat konsumsi beras dan meningkatkan konsumsi pangan nonberas, seperti sayuran, buah, pangan hewani, kacang-kacangan dan umbi-umbian.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Dinperpa) Kota Pekalongan, Muadi menyebutkan, skor Pola Pangan Harapan (PPH) Kota Pekalongan tahun 2022 melebihi target.Yakni 94,07 persen dari 80,05 persen.

“Meskipun melebihi target, namun dari tahun ke tahun beberapa unsur seperti umbi-umbian, sayur dan buah masih belum meningkat,“ kata Muadi pada Pelatihan Olahan Pangan Berbahan Baku Singkong dan Jagung di kantor Dinperpa Kota Pekalongan, Senin (6/3).

Untuk meningkatkan konsumsi pangan nonberas, Dinperpa Kota Pekalongan berupaya menggiatkan diversifikasi pangan melalui pelatihan olahan pangan nonberas, seperti singkong dan jagung. “Kami  genjot melalui pemberian pelatihan agar masyarakat tertarik untuk mengonsumsi umbi-umbian,” sambungnya.

Pada pelatihan tersebut, anggota PKK dan kelompok masyarakat pegiat Pekarangan Pangan Lestari (P2L) dilatih mengkreasikan singkong dan jagung menjadi berbagai olahan kekinian. Pada acara tersebut, pihaknya juga menggaungkan pentingnya konsumsi pangan Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA).

“Selain mencari bahan baku alternatif yang murah dan mudah didapat, kami juga mengedukasi peserta kalau banyak manfaat yang bisa diambil dari bahan lokal. Kami juga mengajak masyarakat untuk terus memperhatikan pangan B2SA,” sambungnya.

Ketua Tim Penggerak PKK Kota Pekalongan, Inggit Soraya berharap, melalui pelatihan tersebut, peserta bisa membuat olahan pangan lebih bervariasi. Sehingga anak-anak akan tertarik untuk mencobanya.

“Hari ini, singkong dibuat jadi onigiri sedangkan jagung dijadikan schotel. Selain itu, bahan lainnya ada sayur, telur, dan protein hewani yang lain sehingga nilai gizinya lengkap dan lebih menarik. Dengan demikian, kebiasaan mengonsumsi karbohidrat selain nasi bisa dikenalkan sejak dini,” harapnya.

Inggit mengatakan, hingga saat ini masyarakat masih mengandalkan nasi sebagai sumber karbohidrat. Padahal, banyak sumber pangan yang mengandung karbohidrat. “Di Kota Pekalongan, banyak petani menghasilkan singkong, umbi-umbian dan jagung yang mengandung karbohidrat. Saya berharap masyarakat bisa mengonsumsi sumber karbohidrat yang lain agar petani selain padi juga bisa sejahtera karena meratanya konsumsi oleh masyarakat,” paparnya.

Karsiti dari Indonesian Chef Association (ICA) Kota Pekalongan menambahkan, bahan baku lokal sangat mudah dikreasikan dalam berbagai macam menu makanan. Selain itu juga dapat dijadikan sebagai ide usaha untuk menambah penghasilan keluarga.

“Singkong dan jagung bisa dijadikan alternatif ide bekal anak-anak. Jika mereka malu atau kurang suka dengan bentuknya yang utuh, misalnya hanya direbus atau digoreng, jika dikemas seperti makanan kekinian, anak-anak kan lebih suka,” terangnya.

Editor: Nur Khoerudin

Tags

Terkini

X