Manajemen Perguruan Tinggi Keagamaan Islam : Urgensi Kepemimpinan Interharmoni di Era Disrupsi

- Jumat, 19 Agustus 2022 | 23:32 WIB
Prof. Dr. Zaenal Mustakim, M.Ag. Foto : (suaramerdeka.com/dok)
Prof. Dr. Zaenal Mustakim, M.Ag. Foto : (suaramerdeka.com/dok)

c. Creative (kemampuan menghasilkan pemikiran atau ide-ide baru), seorang pemimpin perguruan tinggi harus mempunyai kreatifitas berpikir untuk menghasilkan ide-ide baru yang orisinil, tidak konvensional, yang berguna dan berharga. Apalagi pimpinan perguruan tinggi, kreativitas atau keterampilan kreatif sangat dibutuhkan untuk menyesuaikan dengan perubahan-perubahan yang begitu cepat dan tidak terduga terutama teknologi informasi. Perguruan tinggi juga menghadapi masalah-masalah organisasi yang kompleks sehingga dibutuhkan solusi-solusi yang kreatif.

d. Collaboration (proses untuk bekerja sama, berbagi platform yang sama, memiliki tujuan yang sama, dan membangun konsensus atas dasar kepercayaan dan komitmen.Keterampilan kolaborasi bagi pemimpin digunakan untuk kolaborasi internal maupun eksternal. Untuk dapat melaksanakan kolaborasi secara efektif meniscayakan adanya team work. Mengutip bahasanya Pak Dirjen Pendis, bahwa dalam organisasi yang baik dan efektif, tidak ada superman, yang ada adalah super team.

e. Communication. Keterampilan yang sangat penting bagi seorang pemimpin (abad 21) adalah komunikasi. Sebuah riset menunjukkan bahwa seorang pemimpin menggunakan sekitar 45% waktunya untuk komunikasi/diskusi dengan sesama pemimpin, 45% berkomunikasi dengan karyawan/pegawai dan 10% dengan pihak luar.

Era disrupsi seperti sekarang semakin menunjukkan pentingnya keterampilan komunikasi bagi seorang pemimpin baik komunikasi langsung tatap muka maupun daring (lewat kalimat langsung atau teks). Pemimpin yang mempunyai komunikasi lemah akan menimbulkan banyak masalah: (1) tingkat kepercayaan terhadap organisasi rendah; (2) penurunan produktivitas; (3) kurangnya keterlibatan semua pihak; dan penimbunan sekaligus penghilangan informasi dari pihak-pihak tertentu.

Komunikasi tidak hanya keterampilan berdiskusi, memberi perintah atau memberi motivasi, negosiasi dan lain-lain tetapi juga termasuk keterampilan mendengar. Peran/fungsi komunikasi dalam kepemimpinan adalah: peran interpersonal, peran informasi dan peran pengambilan keputusan.

f. Compassion, merasakan rasa sakit diri sendiri (kegagalan/kegalauan) atau orang lain dan mempunyai niat baik untuk membuat keadaan menjadi lebih baik. Jadi compassion berbeda dengan simpati dan empati. Compassion bergerak dengan menolong dan membantu diri sendiri dan orang lain agar menjadi lebih baik.

Self compassion adalah kemampuan menerima keadaan diri dan membuat keadaan diri menjadi lebih baik dan lebih baik. Compassion to other adalah memahami keadaan buruk (kegagalan orang lain) dan membantu bangkit/membuat orang lain lebih baik.

Insya Allah tawaran saya ini yaitu menggunakan kepemimpinan interharmoni dalam menghadapi era disrupsi, PTKI akan tetap survive, bahkan bisa semakin berkembang dalam bersaing baik dalam skala nasional, regional, maupun global. Amiin ya Rabbal ‘alamin.


* Prof. Dr. Zaenal Mustakim, M.Ag. (Guru Besar di Bidang Manajemen Pendidikan UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan, Rektor UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan)

Halaman:

Editor: Kuswandi SM

Tags

Terkini

X