Manajemen Perguruan Tinggi Keagamaan Islam : Urgensi Kepemimpinan Interharmoni di Era Disrupsi

- Jumat, 19 Agustus 2022 | 23:32 WIB
Prof. Dr. Zaenal Mustakim, M.Ag. Foto : (suaramerdeka.com/dok)
Prof. Dr. Zaenal Mustakim, M.Ag. Foto : (suaramerdeka.com/dok)

4) Markets, sumber daya organisasi berikutnya yang sangat perlu dikelola adalah Markets (keterserapan lulusan di dunia pekerjaan). Pemimpin perguruan tinggi harus mampu menjalin komunikasi secara baik dengan pihak-pihak lain pengguna lulusan, misalnya sekolah, madrasah, dinas, atau perusahan-perusahaan yang membutuhkan tenaga profesional dikemudian harinya. 5) Methods. berkaitan dengan bagaimana pemimpin mampu menjalankan sebagai pemeran aktif dalam tata kelola perguruan tinggi.

Implementasi Kepemimpinan Interharmoni dalam Manajemen PTKI

Dalam perspektif manajemen Terry, planning, organizing, actuating, dan controlling menjadi fungsi manajemen yang tidak boleh terpisahkan, menjadi satu kesatuan yang saling berkesinambungan.

a. Tahap planning, tantangan dan sumber daya adalah dua komponen penting yang harus diidentifikasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi lembaga perguruan tinggi.

b. Tahap organizing. Pengorganisasian merupakan fungsi manajemen yang melibatkan pengembangan struktur organisasi dan mengalokasikan sumber daya manusia untuk memastikan pencapaian tujuan. Pemimpin memutuskan bagaimana cara terbaik untuk membentuk, atau mengelompokkan sumber daya untuk mengoordinasikan secara efektif. c. Tahap actuating. Pemimpin harus cakap mensosialisasikan dan menginstruksikan perubahan-perubahan yang akan dicapai.

Perubahan tersebut dapat tercapai dengan pelaksanaan kerja sumber daya manusia secara bersama-sama, individu atau tim dapat saling membantu dan memberikan solusi atas suatu masalah yang terjadi antara yang satu dengan yang lainnya. Dengan demikian dalam kondisi apapun kegiatan berjalan dengan lancar dan sukses, untuk itu dibutuhkan kerja keras, kerja cerdas dan kerjasama.

d. Tahap controlling. Pemimpin melakukan control untuk mengukur keterlaksanaan suatu program atau kegiatan berjalan sesuai dengan perencanaan. Pemimpin harus mampu mengambil keputusan secara tepat dan cepat. Pemimpin bertanggungjawab penuh atas semua kegiatan dan dapat mengetahui sejak dini penyimpangan yang terjadi, baik dalam perencanaan, pengorganisasian, maupun pelaksanaannya, sehingga dapat segera dilakukan koreksi, antisipasi dan penyesuaian sesuai dengan keadaan yang terjadi. Hasil akhir dari kepemipinan interharmoni dalam manajemen PTKI di era disrupsi adalah tercapainya tujuan yang ingin dicapai.

Karakter Kepemimpinan Interharmoni

Pengertian kepemimpinan interharmoni adalah kepemimpinan yang memadukan kepemimpinan propetik dan kepemimpinan abad 21 (6C). 

1. Karakter kepemimpinan propetik adalah kepemimpinan yang mengadopsi karakteristik kepemimpinan Rasulullah Saw yaitu siddiq, Amanah, fathanah, dan tablig. a. Karakter Siddiq artinya pemimpin harus memiliki karakter “As-shadiqul Amin” jujur dan adil. Pemimpin harus memiliki integritas dan harus konsisten, tidak ada perbedaan antara kata yang diucapkan dengan perbuatan yang dilakukan.


b. Karakter Amanah artinya karekter terpecaya, artinya seorang pemimpin harus melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara baik dan mempunyai keyakinan bahwa semua Amanah dan tugasnya akan dipertanggungjawabkan kelak di hadapan Allah Swt. c. Karakter Tabligh yaitu pemimpin harus mempunyai communication skills (kemampuan berkomunikasi), leadership (kepemimpinan), human resource and development (meningkatkan SDM) dan managerial skills (kemampuan berorganisasi).

d. Karakter Fatanah artinya pemimpin harus mempunyai kecerdasan ganda (multiple inetellegences) baik itu intelectual quotient/Intelligence quotient (IQ), emotional quotient (EQ), spiritual quotient (SQ), creativity quotient (CQ) dan lain-lain. Pemimpin yang mempunyai karakter fathanah ini diyakini mampu menjadi problem solver dan mempunyai etos kerja , kinerja serta skill yang tinggi. Pun demikian karakter fathanah juga bisa membuat seorang pemimpin menjadi bijaksana dalam membuat keputusan-keputusan.

2. Karakter kepemimpinan Abad 21, yaitu kepemimpinan yang pemimpinnya mempunyai 6C yaitu: Computational thinking, Critical thinking, Creative, Collaboration,Communication, dan Compassion.

a. Computational thinking, pemimpin perguruan tinggi harus dapat berpikir secara komputasi, yaitu kemampuan untuk menganalisis masalahyang kompleks, memahaminya dan Leader skill Critical thinking Creative Collaboration, Communication, Computational thinking, Compassion, sekaligus menemukan dan mengembangkan solusi yang tepat (algoritma). “Tenang menghadapi masalah dan cepat serta tepat memberi solusi”.

b. Critical thinking, pemimpin perguruan tinggi harus mempunyai kemampuan berpikir secara jernih dan logis tentang apa yang harus dilakukan atau informasi apa yang harus dipercaya. Jadi seorang pemimpin benar-benar harus kritis terhadap banyak hal termasuk informasi atau gossip-gosip yang diterimanya, bisa membedakan mana hal/data yang akurat dan objektif, dan mana hal/data yang sampah.

Halaman:

Editor: Kuswandi SM

Tags

Terkini

X