SUARAMERDEKA-PANTURA.COM - Simak informasi mengenai ketika bercukur di Balikpapan, Kalimantan Ustadz Abdul Somad atau akrab disebut UAS kala bertemu orang yang hatinya masih dijaga oleh Allah SWT.
Berikut informasi selengkapnya. Diawali dengan Ustadz Abdul Somad diajak keliling ke Balikpapan, oleh salah satu rekannya yaitu Ustadz Hatta.
Saat itu, ia meminta kepada Ustadz Hatta untuk dicarikan tempat pangkas rambut yang jelek. Akhirnya tempat pangkas rambut itu bertemu, dialog pun terjadi antara tukang cukur rambut dan Ustadz Abdul Somad.
Kepada Ustadz Adbul Somad sang tukar cukur bertanya, apakah diperbolehkan membiayai anak dari hasil gadai sawah.
Baca Juga: Jadwal Acara TV Hari Ini RTV Selasa 7 September 2021: Ada Catatan Seputar Investigasi dan Boboiboy
Pertanyaan itu pun tak langsung dijawab oleh Ustadz Abdul Somad. Ia justru menyampaikan pujian kepada Allah SWT.
"Allahu Akbar, masih ada orang-orang yang hatinya dijaga Allah, Masih ada rasa takut kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala", sebagaimana dikutip suaramerdeka-pantura.com dari suaramerdeka-jakarta.com pada Senin 7 September 2021.
Di dalam laman tersebut disampaikan, orang biasanya cari tempat pangkas rambut yang ramai, karena diasumsikan hasil guntingannya bagus. Tapi Ustaz Abdul Somad tidak. UAS, begitu sang ustaz biasa dipanggil, justru cari tempat pangkas yang sepi. Aneh ya?
Itulah yang terjadi ketika UAS sedang berkunjung ke Balikpapan. Mungkin saat itu sang da'i mulai risih rambutnya yang biasa tertutup peci itu sudah terlalu panjang, sehingga ia ingin memangkas dan merapihkan rambutnya.
Tapi lantaran Balikpapan kota yang asing baginya, UAS meminta tolong sahabatnya, Ustaz Hatta, untuk mencarikan tempat potong rambut.
Tapi ada permintaan unik dari ustaz berdarah Melayu ini. "Ustadz Hatta, tolong carikan tukang pangkas yang tempatnya kurang bagus. Yang kira-kira dari pagi dia belum dapat pelanggan", begitu pinta UAS.
Seperti dituturkan di akun twitternya, Ustadz Hatta pun mengajak UAS keliling Balikpapan. Hampir semua tempat bagus-bagus. Akhirnya, mereka berdua sampai pada satu tempat pangkas yang hanya berdinding papan. Tidak ada pendingin ruangan atau AC.
Singkat kata, bercukurlah sang ustaz di barber shop sederhana itu. Sebelum selesai, Ustadz Hatta bertanya kepada tukang pangkas apakah mengenal orang yang baru ia pangkas rambutnya.