PEKALONGAN, suaramerdeka-pantura.com - Desa Linggo Asri Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan, menjadi pilot projek program Desa Moderasi Beragama. Ide itu digagas Tim Pemberdayaan Masyarakat UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan (UIN Gus Dur). Dalam rangka penguatan pemahaman terkait hal itu, digelar workshop dan Focus Group Discusion (FGD) Moderasi Beragama dan Sadar Kerukunan di balai desa setempat, Rabu 30 November 2022.
Acara dihadiri elit strategis Desa Linggo Asri, terdiri dari perangkat desa dan tokoh masyarakat.Hadir Ny Kusnaeni S.Pd, selaku pembicara dalam persepektif Hindu. Sementara, Kiai Mustajirin Thoyib (Wakil Ketua MWC NU Kecamatan Kajen), berbicara dalam perspektif agama Islam. Workshop dimoderatori Dr M. Rifa'i Subhi M.Pd.I dan FGD di pandu Dr Taufiqur Rohman al-Hafidz M.Sy.
Ny Kusnaeni menjelaskan, bahwa moderasi agama dalam sudut pandang agama Hindu dianalogikan sebagai sebuah rumah yang memiliki pondasi utama, pilar dan atap. Empat pondasi tersebut diantaranya; Widya atau ilmu pengetahuan yakni untuk memilih mana yang baik maupun yang buruk. Kemudian, Tat Twam Asi, berarti aku adalah kamu, kamu adalah aku semua adalah ciptaan tuhan yang wajib kita sayangi,Wasudaiwa Kutumbakam: kita semua bersaudara, dan Ahimsa: tidak menyakiti.
"Bahwa adanya agama ini sebagai tempat mencari ketenangan dan kedamaian menuju keharmonisan dalam berkehidupan. Agama adalah sumber kedamaian bukan sumber konflik," tutur Ny Kusnaeni.
Baca Juga: Halal Center UIN Gus Dur Gelar Pelatihan Pendamping Proses Produk Halal
Kiai Mustajirin menegaskan moderasi beragama dalam Islam memiliki delapan karakteristik yaitu; Tawassuth (moderat-red), Tawazun (berkeseimbangan-red), I’tidal (lurus dan tegas-red), Tasamuh (toleran-red), Musawah (egaliter dan non diskriminasi-red), Aulawiyah (mendahulukan yang prioritas-red), Tahaddhur (berkeadaban-red), serta Tathawwur wa Ibtikar (dinamis, kreatif, dan inovatif-red)
Selain workshop, FGD digelar untuk menyusun draft kesepakatan yang berisi butir-butir kesepakatan yang mencakup empat kriteria Desa Moderasi Beragama yaitu pertama komitmen kebangsaan, kedua anti kekerasan, ketiga toleransi, dan ke-empat menjunjung tinggi budaya lokal.
Adanya kegiatan ini juga menghasilkan kesepakatan yang disepakati oleh semua pihak. Ketua Tim Pemberdayaan UIN Gus Dur, Syamsul Bakhri, M.Sos menambahkan, usai kegiatan muncul hasil kesepakatan peran yang akan dilakukan oleh para elit strategis dan warga Desa Linggo Asri dalam membentuk desa moderasi dan sadar kerukunan. "Kedepan akan dilakukan sosialisasi secara masif terkait hal ini, melalui kegiatan keagamaan baik Islam maupun Hindu. Dan, tim pemberdayaan UIN Gus Dur, akan melakukan pendampingan," pungkasnya.