PEKALONGAN, suaramerdeka-pantura.com - Perkembangan ekonomi digital menjadi salah satu pendorong akselerasi pemulihan ekonomi nasional. Bank Indonesia mencatat kenaikan transaksi ekonomi digital yang sangat signifikan selama masa pandemic Covid-19.
“Pada triwulan I 2022, nilai transaksi uang elektronik tumbuh 42,06 persen. Pertumbuhan juga terjadi pada transaksi digital banking yang meningkat 34,90 persen,” papar Kepala Unit Implementasi Kebijakan Pembayaran Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Tegal Agus Harijanto.
Hal itu disampaikannya pada Edukasi Publik “Peran Tim Penggrak PKK dalam Keuangan Digital” Road to Sampan Digifest 2022 di Gedung PKK Kota Pekalongan, Jumat (27/5/2022).
Baca Juga: Babi Hutan Masuk Permukiman dan Seruduk Warga di Brebes, Tiga Orang Terluka
Menurut Agus, meningkatnya nilai transaksi elektronik dan transaksi digital banking merupakan bukti dari adanya akseptasi dan transisi preferensi alat pembayaran masyarakat Indonesia dari tunai menjadi nontunai yang lebih praktis.
"Ibu-ibu sekalian sebagai perempuan-perempuan penggerak perekonomian, tentu perlu beradaptasi dalam memanfaatkan berbagai sarana ekonomi digital yang ada," sambungnya.
Terlebih lagi, perempuan juga berperan besar sebagai penggerak ekonomi keluarga dan memiliki andil dalam pemulihan ekonomi nasional.
Baca Juga: Ternak Suspek PMK di Brebes Melonjak, Capai 170 Ekor
Merujuk data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop-UKM), mayoritas pelaku UMKM di Indonesia adalah perempuan.
Agus menyebutkan, 52 persen dari 63,9 juta pelaku usaha mikro di Indonesia adalah perempuan.
Kemudian 56 persen dari 193.000 usaha kecil pemiliknya adalah perempuan. Adapun 34 persen dari 44,7 ribu pelaku usaha menengah adalah perempuan.